Langsung ke konten utama

Bercahaya dengan Al-Quran



Puasa ini saya punya target untuk bisa meningkatkan bacaan alquran lebih banyak dari yang sudah-sudah. Masih niat, mudah-mudahan Allah kuatkan. Hari pertama Ramadhan sudah berjalan dan memang sudah ada perubahan, Alhamdulkllah 🤲😊
Saya biasanya selalu pegang slogan "One Day One Juz" untuk hari-hari biasa, tapi kadang juga ada bolong-bolongnya, emang sifat malas kadang tidak bisa diduga, malahan lebih sering muncul. Nah, puasa ini memang harus lebih gencar dan memaksakan diri untuk bisa lebih banyak dari target hari-hari biasa.
Saya mencoba menelusuri beberapa artikel yang menyajikan tentang dahsyatnya membaca al-Quran. Supaya menjadi motivasi yang benar-benar bisa membuat saya teguh menjalankan niat tersebut.
Ada bagian di mana saya mengulang dan merenung lagi bacaannya.
Saat dijelaskan bagaimana imam Syafi’i mengkhatamkan Al-Quran hingga 60 kali. Ya Allah demikian kuat motivasinya dan Allah mudahkan jalan dan waktunya untuk membaca kitabullah.
Lain lagi dengan imam Malik sampai-sampai meninggalkan aktivitas berdagangnya agar lebih fokus dalam membaca al-Quran. Masya Allah, mereka adalah hamba-hamba Allah yang demikian cinta kepada Al-Quran. Hampir seluruh waktu dalam hidupnya disibukkan dengan membaca, mendalami, dan merenungi kitab suci ini. Ya Rabb, bagaimana dengan saya yang sangat lalai dan disibukkan dengan kegiatan yang kadang tidak lebih manfaat.
Padahal kalau kita tahu, bagaimana Al-Quran itu menerangi hati, jiwa, dan kehidupan kita.
Sejatinya bacaan al-Quran itu menjadi cahaya bagi siapapun yang membacanya dan rumah yang dibacakan al-Quran menjadi bercahaya dan tembus hingga ke langit.
Demikian indah, Allah berikan balasan bagi siapapun yang mau membacakan al-Quran.
Mata saya jadi mengembun 😥😥
Alangkah bahagianya bila setiap kita mencahayakan rumah dengan Al-Quran.
Jiwa kita pun semakin hidup dan lebih damai.
Hadist Rasulullah saw: Perumpamaan rumah yang disebut nama Allah di dalamnya dan rumah yang tidak disebut nama Allah di dalamnya adalah seperti perumpamaan orang yang hidup dan orang yang mati.
Jelas sekali perbandingannya, dan ketika kita tahu akan istimewanya al-Quran dan seseorang yang dekat dengan al-Quran, saya yakin kita akan lebih semangat untuk menambahkan bacaan kita.
Semoga Ramadhan ini akan semakin berkah dan membuat kita semakin dekat dengan kalam Ilahi ini. Aamiin ya Rabbal’alamin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keteladanan dari Seorang Ibu

Sebuah buku bersampul abu-abu tak ingin saya lepaskan dari genggaman, lembar demi lembar saya bacakan, hingga tersisa beberapa bab lagi. Belum sampai di bab akhir, hati saya berkata bahwa buku ini harus saya antarkan ke rumah ibu. Buku yang sangat menarik untuk dibaca. Saya yakin, ibu pasti senang bila buku ini saya bawakan untuknya. Namun pikiran saya berkecamuk antara mengantarkan ke rumah ibu atau saya selesaikan hingga halaman akhir. Akhirnya saya berinisiatif untuk langsung membawa buku itu ke rumah ibu. Tidak butuh waktu lama untuk tiba ke sana. Saya pun menyerahkan buku tersebut, terlihat ibu antusias sekali menerimanya dan langsung membuka untuk melihat daftar isinya. Ada kilatan bahagia di wajah paruh baya itu, ini menandakan bahwa buku itu begitu menggugah jiwanya. Buku yang berkisah tentang perempuan yang bergelar para wali Allah. buku yang sangat apik untuk diteladani segenap kaum wanita. Berbagai karakter untuk menjadi hamba Allah yang memiliki sikap dan karakter mul

Rumi, Syair Cinta untuk Semesta

      Judul buku: Ngaji Rumi: Kitab Cinta dan Ayat-Ayat Sufistik Penulis: Afifah Ahmad Penerbit: Afkaruna, April 2021 Tebal: 228 Hal.   Saat menerima kiriman buku ini, tak perlu menunggu lama untuk menyantap isi bukunya. Mulai dari covernya hingga halaman pertama terus menyeret saya untuk menelusuri isinya, dan mencari ulasan (pengantar) penulisnya tentang buku ini. Tulisan Afifah Ahmad dalam beberapa waktu ini telah mempengaruhi pikiran saya, bagaimana ia membawa pembacanya untuk menikmati makna dari setiap kalimat yang diungkapkannya. Dan buku ini salah satunya yang menjadi target saya untuk bisa membaca secepatnya. Afifah Ahmad yang saat ini bermukim di negeri para Mullah, telah mengantarnya bersinggungan langsung dengan teks-teks asli syair-syair Rumi dalam Bahasa Persia. Sehingga, semakin membuat buku ini demikian menarik, kajian yang bersumber dari mata air langsung kemudian diulas dengan bahasa yang lebih segar. Perjumpaan saya dengan pikiran Afifah Ahmad t

Pustaka Rumah: Awal Literasi bagi Keluarga

    Dokumen Pribadi Buku hijau dengan cover seorang laki-laki muda, telah menyedot perhatian saya untuk membacanya. Sebuah buku biografi intelektual revolusioner Ali Syari'ati. Sang sosiolog Islam. Salah satu sisi kehidupannya mencuri perhatian saya. Ia adalah seorang pecinta buku dan ilmu pengetahuan sejati. Sedari kecil Ali dibiasakan berteman dengan beragam buku bacaan oleh ayahnya. Membaca biografinya, menginspirasi saya untuk memberikan pengalaman mencintai buku-buku untuk keluarga saya. Ali kecil, hari-harinya larut dan tenggelam di antara ribuan koleksi perpustakaan pribadi ayahnya. Saat anak-anak lain seusianya asyik bermain, ia memilih membaca buku-buku sastra, seperti Les Misrable karya Victor Hugo. (sementara saya sendiri membaca buku ini saat sudah jadi mahasiswi he he). Saat tahun pertama di sekolah menengah atas, ia begitu menggandrungi membaca buku-buku filsafat, sastra, syair, ilmu sosial, dan keagamaan. Apa yang terjadi saat ia berada di sekolah? Ia justru