Langsung ke konten utama

Cerita Sebuah Buku Tua

Sumber: Pinterest

 

 

Sebuah buku tua dengan halaman yang mulai menguning, bagi kebanyakan orang mungkin tidak berarti apa-apa, tapi bagi saya, itu adalah pintu ke dunia lain.

 

Ketika membuka lembaran-lembarannya saya merasakan jiwa saya mulai bergerak untuk tidak lagi konstan pada titik tertentu, 

Begitulah buku itu membuka pikiran saya untuk mengerti bahwa ia mengandung satu dan bahkan banyak pintu untuk kita mengerti bagaimana pikiran seseorang tertuang dan membuka hati siapa saja. Sekalipun kertas tua dan mulai menguning, mungkin sebagian orang akan meninggalkannya, kadang ia juga berakhir di tempat sampah, ia terbuang dan tak menarik lagi, hanya karena sudah mulai usang. 

 

Bagi saya, ini akan menjadi kenangan, saya pernah begitu dekat hingga berhari-hari merangkulnya, membawanya ke mana saja saya pergi, karena ulasan-ulasan yang membuat saya begitu tertarik dan ingin mengulang dalam mengingat atau membacanya.

 

Buku tua yang sudah usang itu adalah bagian penting yang takkan mungkin saya buang begitu saja, akan saya jaga dan mengingat semua yang pernah tertuang di lembaran-lembarannya.

Di atas meja belajar saya, di samping vas bunga mawar merah, buku itu selalu saya letakkan, karena mawar adalah bagian yang menyentuh jiwa saya. Sehingga saya merasa buku itu bagian penting juga dalam hari-hari saya. 

 

Tak ada yang peduli, karena kebanyakan mereka hanya tahu bahwa buku itu sudah tua, menguning dan tak layak lagi untuk di buka. Tetapi tidak dengan saya. Ia telah memberikan saya pelajaran untuk mengerti dan melewati kejumudan saya dalam melihat sesuatu.

 

Saya ingat ketika pertama sekali membelinya di toko buku yang ada di ujung jalan. Saya merasa bahwa kenangan dan harum kertas masih begitu hangat menemani saya. Tak ada yang lekang, walau warna sampul yang mulai memudar, ujung kertas kadang juga ada lipatan. Beberapa tanda baca masih saja lengket dan belum saya lepas, sebagai tanda bahwa ada kalimat unik dan penuh makna yang tidak ingin saya lupakan, sehingga setiap kali saya ingin membaca ulang buku itu, saya akan menemukan halaman penting yang masih saya jaga.

 

Buku ini telah membawa perubahan yang berarti bagi diri saya dalam memaknai keyakinan saya. Bagaimana saya memahami tentang sebuah harapan, bagian penting yang saya anggap akan memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan pikiran dan langkah saya.

 

Di situ dijelaskan bahwa sebuah harapan yang dimiliki dan tumbuh dalam jiwa seseorang yang didasari oleh keyakinannya kepada Allah telah menumbuhkan sebuah kekuatan bagi orang-orang yang beriman. Kekuatan untuk berharap dan menantikan sebuah masa depan dengan penuh keyakinan, karena Allah berjanji bahwa dalam setiap kesempitan dan kepayahan akan ada kemudahan, begitulah keyakinan orang beriman.

 

Maka jiwanya yang tertanam keimanan yang kuat akan terus bergerak untuk melakukan sesuatu, bekerja keras dan jauh dari sikap putus asa, sekalipun ujian dan cobaan datang begitu kuat. Optimis akan selalu hidup bersamanya.

Satu bab kecil yang telah mempengaruhi diri saya, bagaimana saya melihat fenomena di sekitar, saat seorang penuntut ilmu (santri), ia akan mengulang dan tekun dalam belajar karena ada pengharapan, bila ia terus belajar, rajin, dan bersungguh-sungguh Allah akan membuka jalan keberhasilan di masa depan.

 

Begitu juga seorang petani, yang terus bekerja keras, banting tulang dan bercucur keringat di tengah terik panas, tentunya ia berharap akan bisa memetik hasil yang baik esoknya. Keyakinannya akan keberhasilan ketika panen nanti maka ia akan rela berlelah-lelah saat ini. 

 

Sebuah harapan telah mengantarkan seseorang terdorong melakukan yang terbaik. Ini adalah kerja iman, ia akan menggerakkan jiwa-jiwa yang di dalamnya tertanam kuat nilai-nilai keyakinan kepada Allah. Takkan ada kata putus asa dan malas-malasan. Iman membuka pikiran dan hati kita untuk melihat masa depan dengan sikap optimis.

 

Buku itu telah memberi saya pengertian yang indah dan pemahaman yang mendalam akan arti sebuah pengaharapan. Bagaimana bisa saya melupakan bahasannya yang begitu bagus, saya senantiasa merawat buku tua itu, walau lembarnya kini semakin menguning, ia semakin menua tetapi ia adalah permata. Ia akan selalu menemani hari-hari saya dan memberi saya asupan gizi untuk bertahan meneguhkan keyakinan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keteladanan dari Seorang Ibu

Sebuah buku bersampul abu-abu tak ingin saya lepaskan dari genggaman, lembar demi lembar saya bacakan, hingga tersisa beberapa bab lagi. Belum sampai di bab akhir, hati saya berkata bahwa buku ini harus saya antarkan ke rumah ibu. Buku yang sangat menarik untuk dibaca. Saya yakin, ibu pasti senang bila buku ini saya bawakan untuknya. Namun pikiran saya berkecamuk antara mengantarkan ke rumah ibu atau saya selesaikan hingga halaman akhir. Akhirnya saya berinisiatif untuk langsung membawa buku itu ke rumah ibu. Tidak butuh waktu lama untuk tiba ke sana. Saya pun menyerahkan buku tersebut, terlihat ibu antusias sekali menerimanya dan langsung membuka untuk melihat daftar isinya. Ada kilatan bahagia di wajah paruh baya itu, ini menandakan bahwa buku itu begitu menggugah jiwanya. Buku yang berkisah tentang perempuan yang bergelar para wali Allah. buku yang sangat apik untuk diteladani segenap kaum wanita. Berbagai karakter untuk menjadi hamba Allah yang memiliki sikap dan karakter mul

Rumi, Syair Cinta untuk Semesta

      Judul buku: Ngaji Rumi: Kitab Cinta dan Ayat-Ayat Sufistik Penulis: Afifah Ahmad Penerbit: Afkaruna, April 2021 Tebal: 228 Hal.   Saat menerima kiriman buku ini, tak perlu menunggu lama untuk menyantap isi bukunya. Mulai dari covernya hingga halaman pertama terus menyeret saya untuk menelusuri isinya, dan mencari ulasan (pengantar) penulisnya tentang buku ini. Tulisan Afifah Ahmad dalam beberapa waktu ini telah mempengaruhi pikiran saya, bagaimana ia membawa pembacanya untuk menikmati makna dari setiap kalimat yang diungkapkannya. Dan buku ini salah satunya yang menjadi target saya untuk bisa membaca secepatnya. Afifah Ahmad yang saat ini bermukim di negeri para Mullah, telah mengantarnya bersinggungan langsung dengan teks-teks asli syair-syair Rumi dalam Bahasa Persia. Sehingga, semakin membuat buku ini demikian menarik, kajian yang bersumber dari mata air langsung kemudian diulas dengan bahasa yang lebih segar. Perjumpaan saya dengan pikiran Afifah Ahmad t

Pustaka Rumah: Awal Literasi bagi Keluarga

    Dokumen Pribadi Buku hijau dengan cover seorang laki-laki muda, telah menyedot perhatian saya untuk membacanya. Sebuah buku biografi intelektual revolusioner Ali Syari'ati. Sang sosiolog Islam. Salah satu sisi kehidupannya mencuri perhatian saya. Ia adalah seorang pecinta buku dan ilmu pengetahuan sejati. Sedari kecil Ali dibiasakan berteman dengan beragam buku bacaan oleh ayahnya. Membaca biografinya, menginspirasi saya untuk memberikan pengalaman mencintai buku-buku untuk keluarga saya. Ali kecil, hari-harinya larut dan tenggelam di antara ribuan koleksi perpustakaan pribadi ayahnya. Saat anak-anak lain seusianya asyik bermain, ia memilih membaca buku-buku sastra, seperti Les Misrable karya Victor Hugo. (sementara saya sendiri membaca buku ini saat sudah jadi mahasiswi he he). Saat tahun pertama di sekolah menengah atas, ia begitu menggandrungi membaca buku-buku filsafat, sastra, syair, ilmu sosial, dan keagamaan. Apa yang terjadi saat ia berada di sekolah? Ia justru