Langsung ke konten utama

Kemuliaan wanita dalam syariat Islam

 

 

Allah telah menetapkan syariat Islam yang lengkap dan sempurna, serta terjamin keadilan dan kebenarannya, demikian juga halnya dengan kedudukan perempuan, Islam juga sangat menghargai dan menjamin kemuliaan bagi perempuan dengan menetapkan hukum-hukum syariat yang khusus bagi mereka serta menjelaskan hak dan kewajiban mereka dalam Islam yang semua itu bertujuan untuk menjaga dan melindungi kehormatan dan kemuliaan perempuan.

Setelah sebelumnya orang-orang jahiliah memandang wanita sebagai musibah dan kehinaan, diantara perbuatan buruk orang-orang jahiliyah mereka menguburkan hidup-hidup anak perempuannya, mereka terbiasa dengan perbuatan ini dan menganggap hal ini sebagai hak seorang ayah, maka seluruh masyarakat tidak ada yang mengingkarinya. Kebrobokan masyarakat jahiliyah dalam memperlakukan kaum perempuan telah diabadikan dalam al-Quran sebagaimana dalam firman Allah:

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya darinorang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan.  (Al-Quran An-Nahl: 58)

Namun cahaya Islam datang membawa perubahan dan memerangi segala bentuk kezaliman serta menjamin setiap hak manusia tanpa kecuali, termasuk didalamnya kedudukan dan martabat perempuan serta memandang wanita sebagai karunia Allah,

Syariat Islam dengan seperangkat hukum-hukumnya telah menjamin kemuliaan bagi perempuan. Diantara bentuk kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah swt  kepada kaum perempuan adalah dengan memerintahkanya untuk berhijab, sebagaimana firman Allah:

Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu , anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin agar hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar lebih mudah untuk dikenal , sehingga mereka tidak diganggu atau disakiti. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(al-Ahzab:59)

Ayat ini telah menerangkan bahwa kewajiban memakai hijab bagi kaum perempuan supaya mereka lebih mudah dikenali sehingga mereka tidak diganggu maupun disakiti. 

Perintah untuk mengenakan hijab bagi kaum perempuan bukanlah sebagai bentuk pengukungan apalagi menghambat kebebasan kaum perempuan dari seluruh aktivitas yang bisa dilakukan oleh mereka, akan tetapi hijab dalam kerangka syariat Islam merupakan bentuk kemuliaan dan penghormatan kepada kaum wanita.

Hijab merupakan manifestasi ketaatan kepada Allah dan rasulnya dan merupakan sarana untuk menggapai kesucian diri, Allah menjadikan kewajiban mengenakan hijab sebagai sarana bagi seorang muslimah untuk mendapatkan kesucian diri (iffah), disamping itu juga hijab adalah sebagai media menjaga kesucian wanita.

Allah swt dengan tegas menjadikan hijab sebagai sarana untuk menjaga kesucian hati orang-orang yang beriman, bukan hanya bagi kaum wanita sendiri namun juga bagi kaum laki-laki.

Dalam hal ini juga hijab merupakan tanda ketaqwaan kepada Allah, karena Allah telah menjadikan orang yang paling bertaqwa diantara manusia merupakan orang yang paling mulia disisiNya.

Mengenakan hijab bagi para wanita juga sebagai standar nilai keimanan manusia kepada Allah, karena wanita-wanita yang beriman akan senantiasa melaksanakan perintah Allah dan Rasulnya dengan penuh keikhlasan. Tentunya kita tidaklah rela menurunkan ketinggian derajat dan menanggalkan kemuliaan serta kehormatan yang telah Rasulullah perjuangkan sebagai wujud kemuliaan wanita dalam menjaga kehormatannya.

 

 

 

 

Komentar

  1. MasyaAllah begitu indahnya Islam menjaga kehormatan para wanita. Semoga diri ini bisa berhijab dengan makin baik

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keteladanan dari Seorang Ibu

Sebuah buku bersampul abu-abu tak ingin saya lepaskan dari genggaman, lembar demi lembar saya bacakan, hingga tersisa beberapa bab lagi. Belum sampai di bab akhir, hati saya berkata bahwa buku ini harus saya antarkan ke rumah ibu. Buku yang sangat menarik untuk dibaca. Saya yakin, ibu pasti senang bila buku ini saya bawakan untuknya. Namun pikiran saya berkecamuk antara mengantarkan ke rumah ibu atau saya selesaikan hingga halaman akhir. Akhirnya saya berinisiatif untuk langsung membawa buku itu ke rumah ibu. Tidak butuh waktu lama untuk tiba ke sana. Saya pun menyerahkan buku tersebut, terlihat ibu antusias sekali menerimanya dan langsung membuka untuk melihat daftar isinya. Ada kilatan bahagia di wajah paruh baya itu, ini menandakan bahwa buku itu begitu menggugah jiwanya. Buku yang berkisah tentang perempuan yang bergelar para wali Allah. buku yang sangat apik untuk diteladani segenap kaum wanita. Berbagai karakter untuk menjadi hamba Allah yang memiliki sikap dan karakter mul

Rumi, Syair Cinta untuk Semesta

      Judul buku: Ngaji Rumi: Kitab Cinta dan Ayat-Ayat Sufistik Penulis: Afifah Ahmad Penerbit: Afkaruna, April 2021 Tebal: 228 Hal.   Saat menerima kiriman buku ini, tak perlu menunggu lama untuk menyantap isi bukunya. Mulai dari covernya hingga halaman pertama terus menyeret saya untuk menelusuri isinya, dan mencari ulasan (pengantar) penulisnya tentang buku ini. Tulisan Afifah Ahmad dalam beberapa waktu ini telah mempengaruhi pikiran saya, bagaimana ia membawa pembacanya untuk menikmati makna dari setiap kalimat yang diungkapkannya. Dan buku ini salah satunya yang menjadi target saya untuk bisa membaca secepatnya. Afifah Ahmad yang saat ini bermukim di negeri para Mullah, telah mengantarnya bersinggungan langsung dengan teks-teks asli syair-syair Rumi dalam Bahasa Persia. Sehingga, semakin membuat buku ini demikian menarik, kajian yang bersumber dari mata air langsung kemudian diulas dengan bahasa yang lebih segar. Perjumpaan saya dengan pikiran Afifah Ahmad t

Pustaka Rumah: Awal Literasi bagi Keluarga

    Dokumen Pribadi Buku hijau dengan cover seorang laki-laki muda, telah menyedot perhatian saya untuk membacanya. Sebuah buku biografi intelektual revolusioner Ali Syari'ati. Sang sosiolog Islam. Salah satu sisi kehidupannya mencuri perhatian saya. Ia adalah seorang pecinta buku dan ilmu pengetahuan sejati. Sedari kecil Ali dibiasakan berteman dengan beragam buku bacaan oleh ayahnya. Membaca biografinya, menginspirasi saya untuk memberikan pengalaman mencintai buku-buku untuk keluarga saya. Ali kecil, hari-harinya larut dan tenggelam di antara ribuan koleksi perpustakaan pribadi ayahnya. Saat anak-anak lain seusianya asyik bermain, ia memilih membaca buku-buku sastra, seperti Les Misrable karya Victor Hugo. (sementara saya sendiri membaca buku ini saat sudah jadi mahasiswi he he). Saat tahun pertama di sekolah menengah atas, ia begitu menggandrungi membaca buku-buku filsafat, sastra, syair, ilmu sosial, dan keagamaan. Apa yang terjadi saat ia berada di sekolah? Ia justru